Sabtu, 26 Januari 2013

PROSPEK PROFESI GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISLAM


PROSPEK PROFESI GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Nur Yadin

Pendidikan islam kini sedang menghadapi tantangan yang semakin berat dan nyata, terutama sejak berhadapan dengan fenomena yang muncul di kehidupan masyarakat, baik makro, mezzo maupun mikro. Dunia ini menyaksikan perubahan global yang hampir terjadi seriap detik. Pada pola interaksi manusia telah dipengaruhi berbagai faktor yang secara tiba-tiba menghampiri dan mempengaruhi kehidupan masyarakat dan melakukan perubahan didalam struktur kehidupan mereka. Terlebih lagi, ketika peran teknologi komunikasi dan media massa menjadi semakin vital, maka perubahan itu semakin terlihat nyata di depan mata dan tidak bisa di hindarkan lagi dampaknya.
   Dalam Negara Kesatuan Rebublik Indonesia (NKRI) yang nota bene mayoritas masyarakatnya memeluk agama islam, seharusnya pendidikan islam mendasari pendidikan- pendidikan lainnya, serta menjadi primadona bagi peserta didik, orang tua, maupun masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan islam juga memeliki kelemahan-kelemahan prinsipil untuk bisa beroeran secara pasti dalam memberdayakan komunitas muslim di negri ini.
   Pada hakekatnya peserta didik itu datang dan kembali ke masyarakat. Disinilah tuntutan yang harus dilakukan oleh guru, tak kecuali pendidikan islam untuk memikirkan proses pemberdayaan komunitasnya. Selama ini muncul beberapa pendapat yang mengkritisi pendidikan islam di sekolah, diantaranya :
1.   Hasil belajar PAI belum sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan islam itu sendiri.
2.   Pendidikan islam belum sepenuhnya mampu mengembangkan manusia indonesia yang religius, berakhlak, berwatak ksatria dan patriotik.
3.   Kegagalan pendidikan islam disebabkan pembelajarannya lebih menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.
4.   Pendidikan islam lebih menekankan pada kemampuan verbalisme dan kemampuan  numerik (menghitung), sementara kemampuan mengendalikan diri dan penanaman keimanan di abaikan.
5.   Penyampaian materi ahklak di sekolah sebatas teori, padahal yang di perlukan adalah suasana keagamaan.
6.   Permasalahan pendidikan islam di sekolah saat mengalami masalah metodologi.
Sejak repelita pembangunan nasional banyak mengalami perubahan kebijakan, namun pembangunan pendidikan nasional tersebut sampai saat ini masih tetep bersandar pada paradigma pembangunan manusia indonesia seutuhnya, dalam arti manusia indonesia yang berfungsi sebagai subjek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi dirinya secara optimal.
   Dimensi manusia indonesia yang diharapkan mencangkup tiga aspek dasar, yaitu:
1.    Afektif yang tercermin pada kualitas kepribadian dalam perilaku sehari-hari (keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, termasuk budi pekerti).
2.    Kognitif yang tercermin pada daya nalar untuk menggali, menguasai, dan mengembalikan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.    Psikomotor yang antara lain tercermin pada kualitas keterampilan teknis dan kecakapan praktis.
Standar guru pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia indonesia dan mewujudkan masyarakat indonesia yang maju, adil makmur dan berdap.
Menjadi seorang guru bukanlah tugas yang mudah, ini adalah pekerjaan yang menuntut banyak pengorbanan. Meskipun beberapa guru tampaknya dapat dengan mudah melaksanakan tugasnya,  mengajar sebenarnya banyak rintangan bisa jadi karena kenakalan murid, murid ataupun karena gaji yang diberikan tidak memadai.
Peran guru bagi dunia pendidikan begitu nyata, ini terlihat dari banyaknya generasi-generasi mudah yang berhasil meraih pendidikan tinggi maupun meraih pekerjaan yang bergengsi. Seorang guru selalu memaparkan kepada murid-muridnya, manfaat jangka panjang yang akan di peroleh jika benar-benar fokus di dunia pendidikan.
Dalam hal ini guru juga harus bisa memberikan pengertian kepada murid-muridnya bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.

0 komentar: