PROSPEK PROFESI GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISLAM
PROSPEK PROFESI GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Nur Yadin
Pendidikan islam kini sedang
menghadapi tantangan yang semakin berat dan nyata, terutama sejak berhadapan
dengan fenomena yang muncul di kehidupan masyarakat, baik makro, mezzo maupun
mikro. Dunia ini menyaksikan perubahan global yang hampir terjadi seriap detik.
Pada pola interaksi manusia telah dipengaruhi berbagai faktor yang secara
tiba-tiba menghampiri dan mempengaruhi kehidupan masyarakat dan melakukan
perubahan didalam struktur kehidupan mereka. Terlebih lagi, ketika peran teknologi
komunikasi dan media massa menjadi semakin vital, maka perubahan itu semakin
terlihat nyata di depan mata dan tidak bisa di hindarkan lagi dampaknya.
Dalam Negara
Kesatuan Rebublik Indonesia (NKRI) yang nota bene mayoritas masyarakatnya
memeluk agama islam, seharusnya pendidikan islam mendasari pendidikan-
pendidikan lainnya, serta menjadi primadona bagi peserta didik, orang tua,
maupun masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan islam juga memeliki
kelemahan-kelemahan prinsipil untuk bisa beroeran secara pasti dalam memberdayakan
komunitas muslim di negri ini.
Pada hakekatnya
peserta didik itu datang dan kembali ke masyarakat. Disinilah tuntutan yang
harus dilakukan oleh guru, tak kecuali pendidikan islam untuk memikirkan proses
pemberdayaan komunitasnya. Selama ini muncul beberapa pendapat yang mengkritisi
pendidikan islam di sekolah, diantaranya :
1.
Hasil belajar PAI belum sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan islam itu
sendiri.
2.
Pendidikan islam belum sepenuhnya mampu mengembangkan manusia indonesia
yang religius, berakhlak, berwatak ksatria dan patriotik.
3.
Kegagalan pendidikan islam disebabkan pembelajarannya lebih menitikberatkan
pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.
4.
Pendidikan islam lebih menekankan pada kemampuan verbalisme dan
kemampuan numerik (menghitung),
sementara kemampuan mengendalikan diri dan penanaman keimanan di abaikan.
5.
Penyampaian materi ahklak di sekolah sebatas teori, padahal yang di
perlukan adalah suasana keagamaan.
6.
Permasalahan pendidikan islam di sekolah saat mengalami masalah metodologi.
Sejak repelita pembangunan nasional banyak mengalami
perubahan kebijakan, namun pembangunan pendidikan nasional tersebut sampai saat
ini masih tetep bersandar pada paradigma pembangunan manusia indonesia
seutuhnya, dalam arti manusia indonesia yang berfungsi sebagai subjek yang
memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi dirinya secara
optimal.
Dimensi manusia
indonesia yang diharapkan mencangkup tiga aspek dasar, yaitu:
1.
Afektif yang tercermin pada kualitas kepribadian dalam perilaku sehari-hari
(keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, termasuk budi pekerti).
2.
Kognitif yang tercermin pada daya nalar untuk menggali, menguasai, dan
mengembalikan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.
Psikomotor yang antara lain tercermin pada kualitas keterampilan teknis dan
kecakapan praktis.
Standar guru pendidikan nasional yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia indonesia dan mewujudkan
masyarakat indonesia yang maju, adil makmur dan berdap.
Menjadi seorang guru bukanlah tugas yang mudah, ini
adalah pekerjaan yang menuntut banyak pengorbanan. Meskipun beberapa guru
tampaknya dapat dengan mudah melaksanakan tugasnya, mengajar sebenarnya banyak rintangan bisa
jadi karena kenakalan murid, murid ataupun karena gaji yang diberikan tidak
memadai.
Peran guru bagi dunia pendidikan begitu nyata, ini
terlihat dari banyaknya generasi-generasi mudah yang berhasil meraih pendidikan
tinggi maupun meraih pekerjaan yang bergengsi. Seorang guru selalu memaparkan
kepada murid-muridnya, manfaat jangka panjang yang akan di peroleh jika
benar-benar fokus di dunia pendidikan.
Dalam hal ini guru juga harus bisa memberikan pengertian
kepada murid-muridnya bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.
0 komentar: